Saturday, April 5, 2014

Dampak Pembangunan Terhadap Budaya Indonesia

Dampak Pembangunan Terhadap Budaya Indonesia


       Dampak pembangunan terhadap budaya Indonesia ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif.
      Dampak pembangunan yang bersifat positif antara lain terbentuknya integrasi nasional.Modernisasi sebagai bentuk perubahan unsur-unsur budaya tradisional menjadi unsur-unsur budaya modern yang sesuai dengan perkembangan bangsa,juga merupakan dampak positif.
      Dampak pembangunan yang bersifat negatif anatra lain tampak dalam hal-hal berikut ini.
  1. Pudarnya pengetahuan tradisional,seperti Ilmu Kesehatan tradisional,Ilmu dukun dan meramal.
  2. Pudarnya sistem kepercayaan atau religi seperti animisme dan dinamisme.Sistem kepercayaan itu diganti dengan agama-agama besar,seperti:Islam,Kristen,Katolik,Hindu dan Budha.
  3. Bergesernya nilai-nilai budaya akibat kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.Diperlukan adanya nilai-nilai yang baru yang mampu mengimbangi perubahan budaya.Contohnya,Dulu anak Permpuan tidak perlu sekolah,karena kelak akan menjadi ibu rumah tangga,mengurus suami,anak dan keperluan lain ibu rumah tangga lainnya.Sekarang dengan adanya emansipasi wanita,anak perempuan menuntit hak yang sama dengan anak laki-laki anatara lain di bidang pendidikan.
  4. Melemahnya Etos kerja tradisional seperti adanya takdir yang menentukan nasib sekarang.Akibatnya orang tidak perlu bekerja keras untuk memperbaiki nasibnya.Sebagian orang banyak bekerja santai karena segala sesuatunya sudah ditentukan lingkungan alam sekitarnya.Etos kerja semacam ini dulu mungkin cocok untuk menciptakan suasana tenang,tidak ada pertentangan dan keserakahan.Sekarang ini etos kerja Tradisional diganti dengan etos kerja yang dinamis,ulet,penuh tantangan,dan terencana agar memperoleh hasil yang optimal.  
   Dalam Era pembangunan,Etos kerja berubah secara kerja berubah secara drastis.Intinya adalah semangat membangun,Aktif,Produktif,Kreatif,penuh perkembangan dan lain-lain.
1.Faktor Kebudayaan yang Mendorong Pembangunan. 
           Beberapa faktor kebudayaan yang dapat mendorong pelaksanaan pembangunan adalah sebagai berikut.
a. Adanyan Kontak Kebudayaan dengan Masyarakat Luar.
           Sebuah Masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang-orang yang beraneka ragam kebudayaannya cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersifat terbuka kepada sesuatu hal yang baru.Sikap yang mudah menerima hal yang baru akan tampak menonjol kalau masyarakat menekan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru,baik yang berasal dari masyarakat itu sendiri maupun yang     berasal dari luar.Dengan terbiasanya Masyarakat terbuka terhadap hal-hal yang baru tersebut,Program-program pembangunan akan mudah diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.

b.Kesadaran Akan Adanya Kekurangan Dalam Kebudayaannya 
         Dalam suatu masyarakat ada orang-orang yan sadar akan berbagai kekurangan dalam kehidupan masyarakatnya.Untuk itu mereka akan berusaha menutupi kekurangannya.Contohnya,Masyarakat petani di pulau Jawa,dengan keterbatasan lahan pertaniannya,berubah meningkatkan produksi pertaniannya melalui progaram "Panca Usaha Tani"

c.Adanya Unsur-unsur Kebudayaan yang Mejadi Landasan Diterimanya Unsur Baru
          Suatu unsur kebudayaan Baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur yang baru.Berlandaskan asumsi tersebut,apabila dalam suatu masyarakat sudah ada suatu landasan yang dapat dipakai sebagai acuan untuk menerima program-program pembangunan yang diarahkan kepada masyarakat yang bersangkutan,mereka tidak akan terkujut lagi dengan sesuatu hal yang baru.Dengan demikian,Program-program pembangunan akam mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat tersebut.Misalnya,adanya sepeda sebagai alat angkutan di pedesaan dapat menjadi landasaan bagi diterimanya sepeda motor sebagai sarana angkutan modern.

d.Unsur-unsur Budaya yang Kegunaanyan dan Fungsinya Mudah Dirasakan
          Unsur-unsur budaya yang fungsinya mudah dirasakan akan dengan mudah diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.Contohnya,dalam hal memasyarakatkan radio dan televisi di desa-desa.dengan harga yang terjangkau masyarakat,media elektronik ini dapat dengan cepat diterima orang.disamping dengan fungsi utamanya sebagai sarana hiburan,media ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menginformasika  berbagai program pembangunan,seperti dibidang pendidikan perekonomian,kesehatan,keamanan dan politik.

e.Sistem Pendidikan yang Maju
       Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi setiap orang untuk berpikir secara objektif serta membuka pola pikir untuk menerima hal-hal baru.Pendidikan pun akan membuka wawasan setiap orang untuk menilai apakah unsur-unsur baru itu sesuai dengan nilai-nilai budaya yang mereka miliki.Dengan demikian dengan sistem pendidikan yang maju,yang sesuai dengan perkembangan zamannya,diharapkan akan membuka cakrawala berpikir dalam masyarakatnya dalam menerima program-program pembangunan.Contohnya "Program wajib belejar 9 tahun" yang dijadikan landasan pelaksanaan pendidikan nasional diharapkan dapat membuka pola pikir masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.

2.Faktor-Faktor kebudayaan yang Menghambat Pembangunan
        Faktor-faktor kebudayaan berikut berpotensi menghambat pelaksanaan pembangunan.

a.Hambatan Budaya yang berkaitan dengan Pandangan Hidup dan Sistem kepercayaan
      Keterikatan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan.Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.padahal hidup mereka umumnya miskin.

b.Hambatan Budaya yang Berkaitan dengan Perbedaan Persepsi atau Sudut Pandang
      Hanbatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.Contohnya,Program Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat,mereka beranggapan bahwa "banyak anak adalah banyak rezeky"

c.Hambatan Budaya yang Berkaitan dengan Faktor Psikologis atau Kejiwaan
      Upaya untuk mentransigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam benyak mengalami kesulitan.hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandikan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

d.Masyarakat yang Terasing dan Kurang Komunikasi dengan Masyarakat Luar.
        Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar,karena pengetahuannya serba terbatas,seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

e.Sikap Tradisionalisme yang Berprasangka Buruk Terhadap Hal-hal Baru
      Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa,yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.Contohnya,Sikap tradisionalisme pada suku-suku bangsa yang dengan berbagai cara mengasingkan dirinya dari pengaruh budaya luar.Misalnya,orang Budaya di Jawa Barat,Orang Kubu di pedalaman Bengkulu,dan Sumatera Selatan,Orang Laut di Kepulauan Riau Lautan.

f.Sikap Etnosentrisme
     Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagung-angungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus SARA,yakni pertentangan suku,agama,ras,dan antargolongan.Dampak lebih luas sikap etnosentrisme akan menghambat proses integrasi nasional.